Remaja merupakan masa dimana menempati usia yang sangat produktif untuk melakukan berbagai aktifitas. Akan tetapi, remaja saat ini kebanyakan tidak memanfaatkan usia tersebut dengan sebaik-baiknya. Mereka lebih suka dengan gaya hidup sedentary lifestyle.
Apa sih sedentary lifestyle itu? Sedentary lifestyle merupakan sebuah pola hidup dimana manusia tidak terlibat atau mengabaikan aktivitas fisik dan hanya melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan banyak energi, atau gaya hidup dimana seseorang kurang dalam aktivitas fisik. Bahasa gampangnya sih kurang gerak atau malas gerak (mager).
Penyebab pertama sedentary lifestyle yaitu semakin majunya teknologi. Teknologi yang berkembang saat ini mengakibatkan para remaja menjadi kurang bergerak. Remaja lebih senang untuk menonton tv sambil bermain hp, mengerjakan tugas didepan laptop seharian dengan makan cemilan, dsb. Penyebab kedua yaitu kurangnya tuntutan aktifitas bergerak. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kemajuan teknologi menjadi salah satu faktornya. Mereka terlalu termanjakan dengan adanya teknologi, tidak seperti remaja zaman dahulu yang dituntut untuk melakukan aktifitas fisik. Penyebab ketiga yaitu semakin berkembangnya game virtual. Para remaja lebih senang untuk bermain game virtual, game di hp, laptop atau komputer.
Sekilas gaya hidup ini memang nyaman dan enak, namun tahukah anda jika gaya hidup sedentary akan berdampak terhadap berbagai aspek. Aspek yang pertama yaitu keuangan. Para remaja lebih memilih menghabiskan uang yang diberikan orang tua untuk keperluan bermain game atau PS atau sekedar membeli paketan untuk bermain game di hp, dsb bukan untuk membeli keperluan sekolah atau pendidikan kuliah. Dampak yang kedua yaitu waktu. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, membantu orang tua, mengaji, dsb akan terbuang sia-sia.
Ketiga, aspek psikologi, remaja yang sering bermain game virtual mereka cenderung ingin bermain game melulu dan tidak bisa diajak berfikir dengan serius. Dampak yang keempat yaitu aspek kesehatan. Remaja yang melakukan gaya hidup sedentary lifestyle akan malas bergerak, sehingga tubuh menjadi rentan terkena penyakit. Seseorang dengan aktifitas fisik yang kurang akan rentan terkena penyakit jantung, diabetes, kanker kolon, tekanan darah tinggi, kegemukan (obesitas), depresi dan batu ginjal.
Sebuah fakta mengejutkan yang dilansir dari naturalnews.com, 20% penyebab kematian seseorang yang berusia 35 tahun keatas adalah karena kurangnya aktifitas fisik. Badan kesehatan dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kebiasaan kurang gerak berhubungan dengan kematian 3,2 juta orang per tahunnya. Dampak terakhir yaitu aspek sosial. Remaja yang senang dengan gaya hidup sedentary mereka dikemudian hari akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman atau masyarakat sekitar.
Sehubungan dengan berbagai fakta mengenai sedentary lifestyle, disini penulis memberikan solusi dengan melihat fenomena luar bahwasannya orang tua mulai berfikir untuk memaksimalkan usia produktivitas putra putrinya dengan memilih memasukkan putra-putrinya di usia remaja ke Pesantren.
Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan spiritualitasnya. Dan di dunia pesantren pun, para remaja lebih terfokus pada pembentukan karakternya dari kegiatan rutin di pesantren.
Kegiatan di pesantren, diantaranya ada kegiatan yang wajib seperti sholat berjamaah, mengaji Al-quran, kitab dan dzikiran. Dalam dunia pesantren, santri tidak hanya ditekankan untuk melakukan aktifitas kognitif berupa mengaji dan menambah ilmu pengetahuan agama saja, akan tetapi santri juga belajar bersosialisasi dengan santri lain dan masyarakat seperti adanya ritual membaca yaasiin tahlil serta sholawat bersama masyarakat. Selain itu, santri juga dibiasakan untuk melakukan aktifitas fisik seperti adanya tradisi roan (gotong royong) yang dilaksanakan setiap hari Ahad atau menjelang liburan pondok serta jadwal piket harian yang harus dijalankan oleh santri untuk menjaga kebersihan lingkungan pondok.
Seorang santri juga dituntut untuk hidup mandiri dalam hidup kesehariannya. Kegiatan harian ini harus dihandle oleh santri itu sendiri seperti mencuci baju, menyetrika baju dan mencuci piring sehabis makan. Kemudian ada juga kegiatan kebersamaan dalam sekamar yaitu piket kamar, masak bersama dalam jadwal yang sudah ditentukan dan bahkan pada hari tertentu jalan-jalan bersama di pagi hari atau senam pagi. Dengan berbagai kegiatan santri baik peraturan pesantren ataupun kesadaran dirinya maka secara tidak langsung santri dituntut untuk melakukan semua aktifitas kesehariannya dengan mandiri dan bergerak dengan aktif. Karena pesantren merupakan cermin kecil kehidupan bermasyarakat.
Dari kegiatan santri tersebut, secara tidak langsung mengandung unsur-unsur yang sangat positif, dan dengan begitu, santri tidak akan terlibat dalam gaya hidup sedentary.
Oleh : Faghfirlie, Musfiyyati, Dian P.
Jadi ngerasa tersindir…. Hihihi
Hihi. Tidak bermaksud menyindir, hanya sekadar mengingatkan akan dampaknya.