Sekitar 25 ribu warga NU (Nahdlatul Ulama) se-Solo raya melakukan aksi tolak five day school, kamis (24/8/2017).Mereka menolak kebijakan sekolah 8 jam 5 hari atau lima hari sekolah (LHS).
Aksi ini diikuti oleh organisasi-organisasi NU, seperti GP Anshor, Banser, PMII serta santri Pondok Pesantren di Solo dan sekitarnya. Jalan Slamet Riadi sempat macet karena ribuan orang memadati jalan tersebut. Ribuan massa datang menggunakan bus, truck, motor, dan kendaraan lainnya.
Seluruh peserta aksi ini kebanyakan mengenakan pakaian hitam putih. Selain itu para peserta juga mengenakan pita merah putih yang ditalikan di lengan dan kepala.
Ketua panitia aksi ini, KH. Muhammad Mahbub menyebutkan bahwa permendikbud No.23 Tahun 2017 tidak berpihak pada ke-eksistansian Madrasah Diniyyah (madin) dan Pondok Pesantren. Padahal menurut beliau, madin sudah sejak lama membangun karakter anak bangsa.
Massa berjalan sekitar 3 km, disela-sela perjalanan para aksi tolak fds ini juga menyanyikan lagu-lagu NU dan dan lagu-lagu kebangsaan dengan beberapa kali meneriakkan takbir dan slogan “NKRI harga mati”.
Kemudian para demonstran melanjutkan do’a bersama dengan melakukan istighotsah kubro di Masjid Agung Surakarta.
Add Comment