Berbahagialah dan jangan bersedih…
Wahai saudariku, mengapa kau bersedih ? tidakkah kau merasa beruntung ? Bukankah mushaf al-Quran telah menyebutmu dan memanggilmu dengan nama khusus, “An Nisa?” dari sekian surat-suratnya ?.
Wahai saudariku,…
para bidadari surga itu iri denganmu, karena engkaulah bidadari terbaik dengan segala amal ibadah-mu. Bidadari “surga” iri denganmu ?.
Apakah engkau tahu bahwa sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah ? Bukankah hingga saat ini engkau terus berusaha menjadi wanita yang demikian ?.
Saudariku, alangkah beruntungnya engkau.
Sesungguhnya surga itu berada ditelapak kaki Ibu. Bolehkah aku bertanya padamu ? Bukankah engkau semua kelak akan menjadi seorang ibu ? Kelak “Surga” itu berada ditelapak kakimu.
Apakah engkau masih bersedih ?…
Baik, apakah engkau masih ingat pesan Nabi Muhammad, “ibumu,ibumu,ibumu, ayahmu ?” Alangkah berharga dan indahnya dirimu, Rosululloh telah menyebutmu tiga kali.
Apa kau masih ingat bahwa suami yang ridho pada istrinya, maka ia mendapatkan surga-Nya ? Aduhai, alangkah dekatnya surga Allah untukmu.
Wahai saudariku,…
apa kau tahu bahwa sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik terhadap istrinya ? Alangkah mulianya dirimu, alngkah terhormatnya wanita itu.
Wahai saudariku,…
dalam dirimu ada banyak kilauan cahaya. Tidakkah engkau mau berpikir? sesungguhnya senyummu yang sedikit itu dapat menghilangkan banyaknya rasa lelah kaum kami. Kehadiranmu yang sejenak itu dapat menjadi obat penawar lamanya perjalanan perjuangan kami dan curahan perhatianmu dapat menjadi penyejuk mata dan hati kami. Alangkah menakjubkannya kalian.
Wahai saudariku, sungguh begitu banyak anugerah Allah pada kalian, tidakkah kalian mau bersyukur pada-Nya atas pemberian-Nya ?.
Wahai saudariku,…
izinkan aku memberikanmu sepatah kata nasihat. Kecantikan wajah itu engkau dapat karena anugerah-Nya. Ia diperoleh tanpa usaha, namun kecantikan hati hanya dapat kau raih dengan taat kepada Allah. Sesungguhnya Allah tidak melihat parasmu, tetapi pada hati dan akhlakmu. Apakah kau akan membanggakan wajahmu daripada amalamu di hadapan Allah ? Oleh sebab itu berlomba-lombalah untuk beramal shalih.
Wahai saudariku,… jagalah kehormatanmu. Permisalan dirimu itu seperti permen. Manakah yang lebih baik, permen yang terbungkus atau tidak terbungkus ? Jika kau ingin menjadi wanita yang beruntung tentu kau akan memilih permen yang terbungkus.
Wahai saudariku, diantara kaum kami ada yang menangis saat bermunajat kepada Allah karena mengaharapkan dapat dipertemukan oleh salah seorang diantaramu. Tidakkah kau merasa beruntung ? Sesungguhnya doa kami selalu untukmu.
Wahai saudariku, engkau adalah orang yang sangat beruntung. Namun, maukah aku beritahukan tentang orang yang lebih beruntung daripadamu ? Ya, yaitu orang-orang yang mendapatkan pendamping hidup dari salah satu diantaramu.
Add Comment