Kegiatan

Simaan Al-Qur’an bil ghoib 30 Juz Menyambut haflah ikhtitam khotmil Qur’an dan Alfiyyah ibn malik


Sukoharjo, Sabtu 19 Maret 2022 – Pondok Pesantren Al-Fattah menyelenggarakan simaan Al-Qur’an bil ghoib 30 Juz yang diadakan di Aula Putri Pondok Al-Fattah. Acara tersebut dimulai setelah jamaah sholat Magrib dan dzikiran yang dibuka dengan tawasul oleh Ibu Nyai Dr. Hj. Kamila Adnani M.Si. Kegiatan ini dimulai dengan melantunkan surat Al-fatihah hingga surat An-Naas, dimana para santri yang sedang bertugas untuk melantunkan surat tersebut tidak diperkenankan melihat ataupun membaca Al-Qur’an (Bil Ghoib). Simaan ini bertujuan untuk menyelenggarakan dalam rangka menuju haflah ikhtitam Al-Qur’an dan Alfiyyah Ibnu Malik.

Acara sima’an Al-qur’an bil ghoib ini dilakukan oleh santri Al-Fattah yang menghafalkan Al-Qur’an dengan bekerjasama oleh santri Pondok Pesantren Daarun Nisa’ Surakarta serta asatidzah. Sima’an Al-Qur’an bil ghoib dilakukan dengan cara seorang santri melantunkan ayat suci Al-Qur’an bil ghoib dengan menggunakan pengeras suara, kemudian disimak oleh teman santri lain yang penghafal Al-Quran serta disimak juga oleh santri yang mengaji kitab Alfiyyah. Jika ada ayat yang kurang tepat ataupun tiba-tiba lupa akan hafalan tersebut, maka santri yang sedang menyimak lantunan Al-Qur’an akan memberitahu ayat suci yang benar sesuai dengan konteks lafal sesuai dengan ayat yang sedang dibacanya. Sehingga kebenaran dan keselarasan dalam menghafalkan Al-Qur’an bil ghoib sesuai dengan lafad yang berada dalam Al-Qur’an. Hal ini dilakukan terus menerus hingga khatam bil ghoib. Lantunan Al-Qur’an bil ghoib ini khatam 30 juz sebelum adzan magrib berkumandang. Setelah kegiatan simaan selesai, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah serta dilanjut dengan pembacaan doa khotmil Qur’an.

Acara khataman Al-Qur’an ditutup dengan doa khotmil Qur’an yang di lantunkan langsung oleh Bapak Kiai H. Mahbub S.Ag., M.Si selaku pengasuh pondok pesantren Al-Fattah. Beliau memperumpamakan para penghafal Al-Qur’an seperti orang yang mempunyai unta yang terikat. Dimana jika mereka menjaganya maka hafalannya maka akan selalu melekat padanya. Jika mereka melepaskan unta tersebut, maka hafalan tersebutpun akan hilang dan pergi dari seorang penghafal Al-Qur’an. Semoga santri yang menghafalkan Al-Qur’an bisa istiqomah untuk berjuang menjadi keluarga Allah Swt kelak di surga-Nya.