Puisi

Kau Dan Pak Lonceng

Percikan embun setika mengusik panorama alam bawah sadarku

Menggugah si telingga yang masih terdampar diatas guguran egoisnya angin

Kulihat senja menutup hitam penaku

Mengukir dilembar lusuh yang pantas ku tutupi gelapnya telapak kaki

Gemuruh..

Jeritan deru sendu membuatku tertunduk dengan kepalan jemari

Dentuman ribuan nadi seketika terhenti tanpa ilusi

Tiba-tiba pak lonceng menyeru tak ramah

Membuat riuhnya canda seketika berganti bisikan sepi

Biadab memang, mengapa kau tak pandang meraka yang bosan hidup?

Mengapa harus mereka yang mampu menahan peliknya asa

Ancur.. lebur. “Diam !!” lontar Pak Lonceng jua.

Sebercanda itukah kau? meraba tanpa menerka

Kau lenyapkan begitu saja gelak tawa manusia dikolong jembatan. Kejam !

Menelan jutaan mimpi yang belum terabadikan

Gaduh.. Corona.

Mengundang isak haru dibilik jendela

Menyapa manusia-manusia yang tak berdosa

Bahkan kau pupuskan indahnya fatamorgana dibalik buana

Pergilah kau !!

Rasanya rindu ini cukup sudah

Ahh entahlah…

Menyayat luka, menderai lara

Karena kau, corona.

About the author

Inarotul Layali

Inarotul Layali

Add Comment

Click here to post a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.