Ditengah-tengah naiknya suhu geopolitik dunia akibat perang antara Russia dan Ukraiana yang telah berlangsung hingga kini, serta memanasnya hubungan Tiongkok dengan Amerika akibat perang dagang dan kunjungan Nancy Pelosi yang merupakan anggota DPR Amerika Serikat ke Taiwan beberapa bulan yang lalu membuat ketegangan anatara Tiongkok dan Amerika Serikat semakin memanas ditambah lagi respon Tiongkok terhadap kunjungan tersebut dengan melakukan latihan militer besar-besaran dikawasan Taiwan membuat ancaman perang terbuka semakin nyata. Ditengah-tengah ketegangan suhu geopolitik dunia yang semakin memanas dalam beberapa hari yang lalu militan Hamas menyerang dan meyerbu Israel dengan kurang lebih 5.000 roket yang berhasil meluluh lantahkan beberapa bangunan di berbagai kota di Israel. Pasukan Hamas juga berhasil menerobos masuk ke perbatasan Gaza-Israel dan berhasil menghancurkan tank Israel dengan drone rakitan sendiri. Hal tersebut segera direspon oleh pemerintah Israel mealui media sosialnya Perdana Mentri Israel Benyamin Netayahu yang segera mendeklarasikan perang dan mengajak seluruh warga Israel bersatu untuk berperang melawan pasukan Hamas. Beberapa hari kemudian Israel segera membalas serangan tersebut dengan roket-roket berteknologi canggih mereka yang menewaskan ratusan hingga ribuan warga Gaza palestina, ratusan ribu pasukan Israel beserta alusista seperti tank-tank tempur mereka, kini sudah bersiap di perbatasan Gaza-Israel. Tidak hanya itu pemerintah Israel juga memutus saluran aliran listrik diGaza dan memblokade kawasan sehingga hal tersebut membuat warga Gaza semakin kesulitan dalam memperoleh makanan dan bantuan Internasional.
Hal ini tentu menuai banyak kecaman dari berbagai pihak khususnya umat Muslim diseluruh dunia yang segera melakukukan demontrasi diberbagai kota-kota besar diseluruh dunia seperti di London, Newyork, Paris dan berbagai kota besar lainya untuk menentang serangan Militer Israel ke jalur Gaza. Hal tersebut menjadi momen bersatunya umat muslim diseluruh dunia, seluruh umat muslim tidak peduli dari golongan, madzab atau pemikiran dan aliran apa mereka semuanya bersatu dengan tujuan yang sama yaitu menentang penjajahan yang dilakukan oleh Zionis Israel. Hal inilah yang disebut dengan Ukhuwah Islamiyah rasa persaudaran yang dimiliki oleh hati setiap muslim seperti sabda Rasullullah SAW bahwasanya orang Muslim sesama Muslim adalah saudara yang tidak boleh saling menzalimi dan dizalimi.
Lantas apakah selama ini kita umat Muslim sudah memiliki Ukhuwah Islamiyah? Hal inilah yang menjadi pertanyaan besar umat muslim diseluruh dunia. Apa yang terjadi di Palestina merupakan contoh kecil dari berhasil atau bahkan gagalnya pengimplementasian nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah yang berada ditubuh umat muslim sekarang. Perepecahan golongan umat Muslim di Palestina menjadi dua fraksi besar anatara Hamas dan Fatah bisa menjadi contoh kecil tentang bagaimana pentingnya sebuah Ukhuwah Islamiyah bagi umat muslim. Hamas dan Fatah merupakan dua organisasi besar dan penting bagi perjuangan rakyat Palestina keduanya merupakan organisasi yang sama-sama bergerak untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina. Fatah merupakan organisasi yang didirikan oleh Yasser Arafat yang cenderung memiliki haluan idieologi nasionalis sekuler. Sedangkan Hamas merupakan partai yang berhaluan ideologi Islam. Hal inilah yang mendorong konflik diantara keduanya yang terlibat perang singkat pada tahun 2007. Pada tahun 2006 Hamas berhasil memenangkan pemilu dengan suara terbanyak berada di jalur Gaza sehingga Hamas sekarang berkuasa penuh di jalur Gaza sementara Fatah dibawah pemerintahan presiden Mahmoud Abbas menguasai palestina ditepi Barat. Keduanya juga berebeda pandangan mengenai merespon kedudukan Israel diPalestina Fatah lebih menekankan jalur perjanjian damai dan diplomasi dari pada jalur kekerasan walapuan keduanya fatah dan Israel pernah terlibat perang dan keduanya berharap anatara Israel dan palestina bisa menjadi negara yang saling hidup berdampingan dengan damai. Sementara Hamas menganggap Isreal adalah negara penjajah yang sedang merebut tanah milik palestina sehingga Hamas lebih agresif terhadap Israel. Perbedaan diantara Hamas dan Fatah tersebutlah kemudian dimanfaatkan oleh Isreal untuk diadu domba sehingga mereka disibukkan dengan konflik internal mereka sendiri dari pada konflik eksternal yang mereka harus hadapi yaitu penjajahan dan penindasan Israel yang begitu nyata terhadap rakyat Palestina.
Dari hal tersebut kita bisa melihat ketika nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah gagal diImplementasikan oleh umat Islam maka umat Islam harus bersaip untuk diadu domba oleh berbagai pihak. Konflik Palestina-Israel merupakan contoh kecil dari pentingnya Ukhuwah Islamiyah bagi umat Islam. Ukhuwah Islamiyah atau rasa persaudaran dan saling mempunyai rasa untuk saling mencintai seperti layaknya saudara harus dimiliki oleh umat muslim diseluruh dunia. Ukhuwah Islamiya sendiri terdiri dari tiga elmen penting yang merupakan kunci bagi berlangsungnya ukhuwah islamiyah dikalangan umat muslim antara lain yang pertama yaitu Ukhuwah dinniyah yang merupakan persaudaran diantara setiap umat Islam tanpa harus membedakan golongan, madzab atau pemikiran tertentu serta memiliki rasa saling menghormati dengan pemikiran yang berbeda dengannya. Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar didunia Indonesia merupakan negara yang riskan terhadap konflik antar aliran dan pemikiran dalam beragama, saling meyalahkan dan mengkafirkan menjadi hal yang lumrah terjadi diIndonesia karena perbedaan mengenai penafsiran dalil tertentu. Walaupun hal ini sudah diprediksi oleh Rasullullah SAW ratusan tahun silam tentang perpecahan umat Islam yang akan akan terpecah menjadi 73 golongan hal tersebut tidak boleh menjadikan kita sebagai umat Islam yang pesisimis justru perbedaan golongan yang sudah menjadi keniscayaan tersebut kita jadikan sebagai sumber pengetahuan yang kaya akan banyak prespektif dari berbagai aliran Islam yang ada. Rasa saling menghormati, dan menghargai serta toleransi harus ditumbuhkan dikalangan umat muslim agar perbedaan tersebut tidak menjadi eskalasi konflik yang lebih besar. Yang kedua adalah Ukuwah Watoniyah atau persaudaran setiap warga negara. Sebagai warga Nahdatul Ulama tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan konsep hubul waton minal iman atau cinta tanah air adalah sebagian dari iman, konsep yang sudah mendarah daging dijiwa umat Islam khususnya warga Nahdatul Ulama hal tersebutlah yang menjadi pondasi ukhuwah watoniyah bagi masyarakat islam Indonesia, ukhuwah diniyah juga menjadi syarat yang harus dipenuhi agar nantinya ukhuwah watoniyah juga akan bisa tercapai. Elmen yang ketiga adalah Ukhuwah Basyariyah atau persaudaraan sesama manusia. Lagi-lagi konsep atau upaya Nahdatul ulama dalam menjaga Ukhuwah Islamiyah terlihat nyata sebagai buktinya Nahdatul Ulama melaukan berbagai upaya salah satunya dengan cara meyebut orang yang tidak beragama Islam dengan sebutan Non-Muslim hal tersebut menjadi salah satu cara untuk menghargai manusia yang tidak memiliki keyakinan yang sama dengan kita.
Oleh karena itu pengimplemetasian nilai-nilai Ukhuwah Islamiyah menjadi sangat penting dan relevan bagi umat muslim sekarang mengingat umat islam sudah jauh tertinggal dari peradaban barat yang sudah maju dengan pesat sementara umat muslim disibukkan dengan berbagai konflik internal yang harus dihadapinya. Dengan adanya ukhuwah Islamiyah umat muslim diharapkan tidak hanya menjadi penonton peradaban dunia namun juga memiliki andil yang signifikan bagi peradaban seluruh umat manusia. Oleh sebab itu ketiga elmen pokok ukhuwah Islamiyah harus benar-benar diimplementasikan oleh seluruh umat muslim diseluruh dunia agar nantinya ukhuwah islamiyah tidak hanya menjadi konsep yang terus digaungkan oleh umat muslim namun juga bisa diimplementasikan dalam aspek kehiudupan muslim.
Author : Haidar Izzad Aszyumar
Add Comment