Kartasura, 12 September 2020. Kalangan Dosen Sejarah Peradaban Islam IAIN Surakarta kembali berkunjung dalam hal pengabdian masyarakat. Yang mana sesuai dengan pemenuhan Tri Darma perguruan tinggi. Seminggu yang lalu Pondok Pesantren Al Fattah telah mendapatkan gagasan materi pembuatan vlog dan filler sejarah. Namun di kesempatan kali ada nuansa berbeda, yang mana lebih memberikan pencerahan kepada para santri yang notaben nya dari kalangan mahasiswa. Adapun diskusi kolosal yang bertema “LITERASI SEJARAH KE-PESANTRENAN” ini merupakan saah satu bentuk ikhtiar Civitas Akademika IAIN Surakarta untuk memotivasi para mahasiswa sekaligus santri agar giat berliterasi dan berekspresi dalam menyuarakan syiar Ke-Pesantrenan. Hal ini tentu sangat memberikan dampak positif. Para santri bukan lagi dituntut untuk belajar memahami materi saja tapi juga cakap dan kritis terhadap fenomena sekitar. Dengan demikian angka melek literasi dan kepekaan dalam mencetak sejarah diharapkan merata di seluruh santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Fattah yang selanjutnya dapat bermanfaat juga untuk khalayak umum.
Acara berlangsung tidak lama berhubung ada kesibukan lain yang dilakukan oleh Dosen SPI IAIN Surakarta. Sekiranya dimulai pukul 09.45 – 12.00 WIB. Antusias santri cukup tinggi dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti kurang lebih 40 santri. Rasa semangat dan kemauan tinggi dalam berliterasi dibuktikan juga dengan adanya sesi tanya jawab.Yang mana memberikan celah bagi santri untuk memahami mendalam tentang bagaimana menulis sejarah yang baik dan benar. Tak hanya itu di masa pandemi seperti ini, pelaksanaan acara juga dilaksanakan sesuai protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, berjaga jarak, dsb. Hal ini sebagai bentuk upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Penyampaian oleh ketiga pemateri yang mahir dalam dunia literasi, sejarah, pun dunia pesantren membuat penyampaian gagasan Literasi Sejarah Ke-Pesantrenan mengalir dan hidup. Kata motivasi dan keruntutan penyampaian materi yang cukup luas membuka kembali cakrawala baru akan pentingnya sejarah berdirinya pesantren serta tradisi-budaya yang unik dan berkeajegan. Hal literasi semacam ini tentu perlu dilestarikan, seperti salah satu pesan Dosen SPI, beliau Bpk. Sucipto dalam perkataanya Imam Al-Ghazali “Jika kamu bukan anak Raja atau bangsawan maka menulislah agar kamu terkenang” yang mana membenarkan bahwa berliterasi adalah hak semua orang, termasuk juga seorang santri yang tidak melulu mengaji. Maka untuk dapat dikenang maka menulislah sebagai upaya bentuk partisipasi kita mencetak sejarah, khususnya dalam menyebarkan syiar Ke-Pesantrenan.
Dengan adanya gagasan tersebut, segenap santriwan santriwati dan juga pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah KH. Moh. Mahbub mengucapkan banyak terimakasih atas ilmu dan waktu yang diberikan, semoga selalu istiqomah menyebarkan syiar kebaikan dan ke-islaman, tak lupa semoga pihak terkait lainnya senantiasa dalam kesehatan dan lindungan-Nya.
Add Comment