Kegiatan

PERINGATI ISRA’ MI’RAJ, SANTRI AL-FATTAH GALI HIKMAH YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA

Sukoharjo – Sabtu, 18 Februari 2023

Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Fattah memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, 18 Februari 2023. Acara kegiatan peringatan Isra’ Mi’raj 1444 H atau 2023 M, berpusat di Masjid Nurul Iman ba’da shalat Isya. Acara di hadiri oleh pengasuh, asatidz dan asatidzah, serta seluruh santri Al-Fattah. Acara dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh saudara Isra’ Renandito Hirawan Yuarno. Kemudian dilanjutkan pembacaan maulid Al-Barzanji bersama grup hadrah Fathussyafa’at. Acara dilanjut mauidzoh khasanah yang disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattah.

Drs. KH Moh. Mahbub, S.AG., M.Si dalam mauidzohnya menjelaskan tentang sejarah peristiwa Isra’ Mi’raj, yaitu perjalanan Nabi Mhammad SAW yang menghasilkan perintah untuk melaksanakan shalat 5 waktu.  Nabi Muhammad sebelum di Isra’ Mi’raj kan mengalami peristiwa yang sulit, mulai dari diangkat menjadi nabi, sampai-ampai nabi diminta untuk berhenti menyebarkan risalah kenabian. Puncaknya adalah saat meninggalnya Siti Khodijah dan dua bulan kemudian disusul pamannya. Dimana kedua orang tersebut adalah orang yang sangat membantu nabi dalam menyebarkan risalah kenabian yang rela mengorbankan apapun untuk bisa membantu nabi. Ketika nabi bersedih, nabi berfikir untuk berhijrah ke Thaif bersama para sahabat. Diluar dugaan, nabi justru disambut dengan lemparan batu. Ketika nabi bersedih, Allah memberikan perintah kepada malaikat penjaga gunung untuk mengikuti perintah nabi. Jika nabi memberi perintah untuk membinasakan warga Thaif, maka malaikat penjaga gunung tersebut akan bersedia melakukannya, akan tetapi nabi menolak.

Peristiwa-peristiwa sulit yang dialami nabi dan doa yang dipanjatkan nabi membuahkan hasil. Allah memberikan kabar bahagia dengan adanya Isra’ Mi’raj ini. Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa dan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha yang menerima perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu.

Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj ini adalah bahwa siapapun yang ingin mencapai kebaikan dan derajat, maka akan diuji dan diperlukan perjuangan. Kemudian bukan hanya konsisten kepada apa yang kita tuju, tetapi kita harus menggantungkan diri kita sepenuhnya kepada Allah SWT. Termasuk berlaku bagi santri Al-Fattah yang ingin mencapai kebaikan maupun kebahagiaan diperlukan perjuangan dan ujian, seperti ketika bangun tidur langsung melaksanakan shalat tahajjud dilanjut shalat shubuh dan dzikir lalu mengaji. Ini adalah salah satu bentuk ikhtiyar santri untuk mewujudkan kebahagiaan dan derajat yang tinggi.

Acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Pengasuh, kemudian ditutup dengan membaca hamdalah bersama-sama dan shalawat penutup oleh grup hadrah Fathussyafa’at.

Author : Tsai’un Nur Ziadah